Robot manusia (droid) buatan perusahaan startup asal california, Realbotix itu di desain dengan proporsi tubuh maskulin, penis bionik, dan sistem kepribadian berbasis kecerdasan buatan (AI).
Robot seks pria tersebut akan di banderol dengan harga sekitar Rp 157 juta per unitnya.
Sama dengan robot seks wanita yang sempat menuai kontoversi, muncul kekhawatiran bahwa tentang risiko masalah etika dan hukum dari pengunaannya sebagai pemuas kebutuhan biologis.
Satu skenario yang tengah dipertimbangkan adalah apakah jika robot seks tersebut memaksa berhubungan intim, kemudian dianggap sebagai pemerkosaan? Jika iya, siapa yang harus bertanggung jawab?
Noel Sharkey, profesor robotika dan AI di Universitas Sheffield, mengklaim bahwa risiko hukum terletak pada pecipta (programmer) robot seks.
"Robot seks pria, seperti robot pada umumnya, tidak memiliki nafsu,"ujar Sharkey.
"Ini adalah perangkat mati yang dijalankan oleh pemrograman komputer.
Jadi jika robot ini memperkosa seorang wanita, argumen di atas, oleh beberapa pihak, disebut akan tetap menjadi hipotesis belaka.
Di sisi lain, robot seks wanita yang hadir lebih dulu, telah menuai kontoversi di tengah khalayak luas, karena dianggap sengaja mengobyektifikasi kaum Hawa.
Satu produsen menawarkan robot dengan pengaturan "Frigid Farrah" yang menimbulkan bunyi-bunyian 'penolakan', sehingga konsumen seolah tengah memperkosa seorang wanita.
Sementara itu, menurut studi publik yang dilakukan oleh YouGov, sebanyak 49 persen responden memprediksi hubungan seks dengan robot, akan menjadi hal lumrah dalam 50 tahun kedepan.
Selain itu, satu dari empat pria atau sekitar 24 persen responden mengaku tertarik untuk sering bercinta dengan robot seks.
Wanita, di sisi lain, cenderung kurang terbuka dengan ide tersebut, yakni hanya sembilan persen yang mengaku berkenan untuk berhubungan seks dengan robot.
Di waktu yang sama, lebih dari sepertiga warga Inggris (36 %), baru-baru ini mengatakan kepada TV Now bahwa mereka tidak ragu berhubungan seks dengan droid.
Tahun lalu, Parlemen Eropa mengusulkan agar robot dimasukkan ke dalam subyek hukum, karena di khawatirkan akan memicu kekacuan jika terjadi salah pemrogaman.
Namun, pembahasan usulan ini tidak bisa dilanjutkan, karena belum ada satupun pemimpin Eropa yang tertarik membahas hal ini lebih jauh.BandarPokerkapaldomino
![]() |
| Daftar main Poker dan Domino online di KAPALDOMINO | Bonus Depo Pertama 10rb | Next Depo 2 % |Link Utama| WWW.KAPALDOMINO.NET | Link Alterntif | WWW.MAINBOS.COM | WWW.KARTUAPI.COM |



Tidak ada komentar:
Posting Komentar